Apa Yang Terjadi Pada Pikiran Kita Saat Belajar Sesuatu?

me

Ada begitu banyak bentuk keahlian di bumi ini yang dimiliki oleh manusia sebagai hewan yang berpikir dengan akalnya.

Baik itu keahlian memasak, menari, olah raga, bermain game, bernyanyi, bahkan sekarang ini sampai ada yang ahli mencopet, menghipnotis, dan beragam kemampuan lainnya yang bisa dipelajari oleh siapa saja.

Did you know? bahwa dahulu kala saat kita masih bayi yang baru terlahir ke dunia ini, kita tidak bisa melakukan apa-apa? Satu-satunya keahlian yang kita miliki saat itu hanyalah kemampuan untuk Menangis.

Mau minum susu, bayi nangis. Mau dipeluk, bayi masih nangis. Bahkan saat mau buang air pun, yang bisa dilakukan ya tetap nangis.

Coba lihat diri kamu saat ini, sekarang sudah bisa membaca, berjalan, mengendarai sepeda motor, membeli pulsa di konter, dan lain sebagainya. Pernahkah terpikir olehmu bagaimana kita bisa menjadi seperti sekarang ini?

Well, kita bisa tumbuh menjadi manusia seperti sekarang karena kita belajar terus-menerus sejak lahir sampai detik ini juga. Semua hal yang kita lihat, dengar, dan kita rasakan dalam hidup ini diserap oleh indera kita dan diproses oleh otak sehingga menjadi informasi yang tersimpan di dalam hati dan pikiran kita, itu adalah proses belajar.

Baik itu hal positif atau pun hal negatif yang kita serap ke dalam otak selama hidup ini, itu tetaplah proses belajar. Tak heran jika dewasa ini ada orang yang berperilaku baik, dan ada juga yang berperilaku kasar tak karuan sehingga mengganggu orang di sekitarnya, itu karena proses belajar yang ia alami selama hidupnya.

Di dunia psikologi, kita mengenal istilah concious mind (Pikiran Sadar) dan Unconcious Mind (Pikiran Bawah Sadar/Tidak Sadar). Contoh pikiran sadar adalah pada saat kamu pertama kali belajar mengendarai sepeda motor atau mobil. Saat itu pikiran kita selalu dipaksakan fokus secara sadar untuk mengamati posisi spion, gigi, kopling dan lain-lain

Namun seiring berjalannya waktu, jangankan mikirin dimana posisi gigi, rem dan kopling, kamu bisa mengendarai motor atau mobil tanpa harus berpikir lagi. Bahkan kamu bisa berkendara sambil ngobrol dan nyanyi-nyanyi gak jelas.

Nah, kenapa saya membahas tentang ini?

Karena pada dasarnya, yang namanya belajar itu adalah membuat kemampuan yang tadinya bisa kita lakukan secara sadar, menjadi tidak sadar. Seperti halnya contoh mengendarai motor atau mobil di atas.

Mari kita amati, apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita saat proses belajar dalam hidup ini terjadi:

1. Kamu Tidak Tahu Bahwa Kamu Tidak Bisa melakukan sesuatu
Ini adalah awal dari semua kondisi manusia. Contoh paling sederhana adalah saat kita masih bayi dulu. bayi tidak tahu bahwa dia tidak bisa membaca bukan? bayi juga tidak tahu bahwa saat itu dia  tidak bisa berjalan dan menyeduh susu atau kopi sendiri. Bahkan saat itu bayi tidak tahu bahwa keterampilan membaca dan yang lainnya itu ada.

Pada saat inilah terjadi proses mengamati terhadap kehidupan, mulai dari melihat,  mendengar dan merasakan apa yang orang lain lakukan seperti berbicara, tertawa, melakukan pekerjaan rumah dan lain-lain.

Jika dalam kondisi 'Tidak Tahu bahwa dirinya Tidak Bisa' ini manusia mulai melihat, mendengar dan merasakan hal-hal di sekitarnya, maka ia akan level up ke tingkat pembelajaran selanjutnya.

2. Kamu Tahu Bahwa Kamu Tidak Bisa
Kondisi ini terjadi karena kamu mulai menyadari bahwa kemampuan itu ada. Dan kamu belum memiliki pengetahuan yang cukup lengkap untuk melakukan kemampuan itu. Namun di sini lah kamu mulai menggali lebih dalam dan mulai mencari pengetahuan tentang keterampilan itu. Proses mengamati, mencari tahu atau mengkepo-in dalam kondisi ini adalah hal yang wajar terjadi pada manusia yang sedang belajar.

3. Kamu Tahu Bahwa Kamu Bisa
Di tingkatan satu ini, kamu sudah mulai bisa mempraktikan apa yang kamu ketahui secara mendetail. Namun masih memerlukan usaha dan kesadaran penuh untuk bisa terus melakukannya, karena masih terjadi trial & error.

4. Kamu Tidak Tahu Bahwa Kamu Bisa
Dan di sinilah proses belajar itu mulai terwujud. karena terus melakukan percobaan berulang, mencicipi kegagalan dan keberhasilan berulang, seiring berjalannya waktu, kamu sampai pada tahap dimana kamu sendiri tidak sadar bahwa kamu bisa. Di tahap ini, Kamu bisa dengan mudah memunculkan kemampuan tersebut tanpa harus berpikir secara sadar lagi.

Seperti sekarang ini, kamu bisa membaca tulisan ini dengan lancar tanpa harus mengeja dengan pikiran sadar seperti dulu ketika kamu baru belajar membaca kan?

Begitu pun dengan keterampilan Berkendara, berbicara di depan umum, dan keterampilan lainnya. Semua itu tidak didapat secara instant, melainkan hasil dari proses yang dijalani oleh setiap insan di bumi ini.

Dan perlu kamu ingat, Kondisi Kamu Tidak Tahu Bahwa Kamu Bisa bukan lah puncak dari proses belajar. Karena Puncak nya itu Adalah saat kamu masuk ke dalam tingkat Master.

5. Master
Lebih dari sekedar memunculkan keahlian secara tidak sadar, dalam kondisi ini kamu bisa menambahkan unsur estetika (keindahan) di dalamnya. Sehingga ketika orang lain melihatnya, tidak hanya sempurna secara kasat mata, tapi juga enak untuk dipandang mata.

Di titik ini, kamu yang sudah master sudah menemukan inti atau kunci dari keterampilan yang kamu pelajari selama ini. Sehingga mampu memunculkannya dengan tingkat ketepatan yang tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat.

Karena itu jangan heran, jika di suatu tempat Anda menemukan beberapa orang yang berada di tingkat master seperti ini. Saya teringat seorang angon bebek di perkampungan, walau pun jumlah bebek yang begitu banyak bahkan bisa sampai ratusan, pengangon tersebut bisa tahu saat ada satu bebek nya yang hilang hanya dengan mengandalkan perasaannya saja saat melihat kawanan bebek yang diangonnya. Luar biasa..

Lalu bagaimana kita bisa mencapai kemampuan seperti itu dalam hidup ini?

Tidak ada komentar: